BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompleksnya
tingkat berpikir siswa dalam pendidikan di Indonesia, dengan kemajuan tersebut
sehingga menuntut guru atau pendidik untuk lebih memperhatikan hal ini. Karena guru
merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan.
Selain itu dalam proses belajar mengajar guru juga harus memiliki kemampuan
tersendiri, guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan
pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya.
Hal yang bisa dilakukan guru dalam usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya yaitu harus menggunakan media sebagai
sarana pendukung proses belajar mengajar. Karena media merupakan suatu alat
yang bisa membantu dalam kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:121) “ Media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran” Dengan di bantu
media pembelajaran modul diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi rangsangan
kegiatan belajar, membantu keefektifan penyampaian pesan, meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran, serta memadatkan informasi. Guru tidak lagi dominan di dalam kelas, melainkan siswa yang menjadi
subjek belajar. Seperti yang
di
ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain (2010:120) “ kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media”.
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Nana Syaodih (2010:122) “Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran”.
SMA PGRI 3 BATURAJA merupakan tujuan peneliti dalam
mengembangkan pemanfaatan sistim belajar mengajar dengan menggunakan modul
pembelajaran. Karena dilihat dari kondisi lembaga pendidikan tersebut belum
menggunakan media pembelajaran secara maksimal, pemanfaatan media masih didominasi media sederhana seperti
media papan tulis dan materi- materi pelajaran hanya bisa didapat siswa melalui
guru. Hal ini akan mengakibatkan kurangnya minat belajar bagi siswa dan akan
berpengaruh pada hasil belajarnya, karena dalam proses belajar sumber
belajarnya hanya guru.
B. Identifikasi Masalah
1.
Kurangnya media pembelajaran
pada sistim pembelajaran PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN di SMA PGRI 3 BATURAJA
2.
Kurangnya minat belajar siswa
di SMA PGRI 3 BATURAJA.
C. Fokus Penelitian / Sasaran
Penelitian
Kepada pengembangan modul
pembelajaran PPKN di SMA PGRI 3 BATURAJA kelas XI.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana mengembangkan modul
pembelajaran di SMA PGRI 3 BATURAJA kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengembangkan media pembelajaran modul di SMA PGRI
3 BATURAJA kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
F. Spesifikasi
1.
Aplikasi yang digunakan yaitu Microsoft Word 2007
Menurut Nana Suarna (2010:1) “Microsoft Word 2007, merupakan salah satu yang termasuk dalam Microsoft office 2007. Microsoft Word 2007 di gunakan untuk
mengolah kata atau dokumen (word
processor)”
2.
Bentuk yang dikembangkan modul
Modul
pembelajaran yang didalamnya terdapat materi, gambar, dan soal evaluasi. Menurut
B .Suryosubroto(1983:17) Modul adalah satu unit program belajar mengajar
terkecil yang secara terperinci menggariskan”:
a.
Tujuan instruksional yang akan
dicapai.
b.
Topik yang akan dijadikan
pangkal proses belajar mengajar.
c.
Pokok-pokok materi yang akan
dipelajari.
d.
Kedudukan dan fungsi modul
dalam kesatuan program yang luas.
e.
Peranan guru dalam proses
belajar mengajar.
f.
Alat-alat dan sumber yang akan
digunakan.
g.
Kegiatan-kegiatan belajar yang
harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan
h.
Lembaran kerja yang harus diisi
oleh anak
i.
Program evaluasi yang akan
dilaksanakan
(Online)http://aliranim.blogspot.com/2011/02/pengertian-modul-dalam media.html di kutip kamis 3 mei 2012, 12.37
Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri
sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu
para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara
spesifik dan operasional.
Menurut Suryosubroto (1983:43) Modul merupakan satuan pelajaran yang
berisikan tujuan yang harus dicapai, petunjuk kegiatan yang harus dilakukan,
materi dan alat-alat yang dibutuhkan serta alat penilaian untuk mengukur
keberhasilan
3.
Materi yang dijadikan bahan
yaitu Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaaraan.
(Online)http://azisgr.blogspot.com/2010/05/pendidikankewarganegaraan-pkn.html
(dikutip) kamis 3 mei 2012 12.05 Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship)
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam
dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi
warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004).
Bagus Suparjiyono dan Lisa
Andriati(2010:1)“Pendidikan kewarganegaraan adalah sadar untuk menyiapkan
peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk
berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia”
G. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Sekolah, diharapkan dapat memberikan informasi terhadap perkembangan dunia
pendidikan bahwa pendidik harus dapat memberikan bimbingan kepada siswa agar dapat berkembang
dan membuat siswa termotivasi dalam belajar.
2.
Bagi Guru, sebagai alat untuk memotivasi guru, supaya guru
kreatif dalam menciptakan media pembelajaran sendiri dan sebagai alat bantu atau pendukung dalam proses belajar mengajar khususnya
pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
3.
Bagi Siswa, agar dapat mempermudah siswa dalam belajar.
4. Bagi Peneliti untuk menambah wawasan tentang R&D ( Research Depelovment) dan proses penyelesaian tugas pada mata kuliah R&D ( Research
Depelovment).
G. Asumsi dan Keterbatasan
Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan asumsi :
Dengan media modul pembelajaran, akan meningkatkan hasil belajar siswa dan akan
menarik minat siswa dalam belajar.
Selain itu media modul juga memiliki
keterbatasan-keterbatasan yaitu :
1.
Pengembangan media modul
pembelajaran hanya terbatas kepada teks, materi, lembar evaluasi dan SKKD.
2.
Penelitian hanya dilakukan di
SMA PGRI 3 BATURAJA Kelas XI Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
I. Definisi Operasional
1.
Pengembangan adalah proses
atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau
sempurna”.(Online) http://bugishq.blogspot.com/2010/02/hakikat-penelitian-dan pengembangan_14.html (kamis 3 mei 2012, 13.33)
2.
Modul dirumuskan sebagai salah
satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan
belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan
belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional.
(Online) http://aliranim.blogspot.com/2011/02/pengertian-modul-dalam-media.html di kutip kamis 3 mei 2012, 12.37
Menurut Suryosubroto (1983:43) Modul
merupakan satuan pelajaran yang berisikan tujuan yang harus dicapai, petunjuk
kegiatan yang harus dilakukan, materi dan alat-alat yang dibutuhkan serta alat
penilaian untuk mengukur keberhasilan. Menurut (Suryosubroto,1983:43)
3.
Microsoft Word merupakan salah satu yang termasuk
dalam Microsoft office 2007. Microsoft Word 2007 di gunakan
untukmengolah kata atau dokumen (word
processor)” (Nana Suarna, 2010:1).
4.
SMA PGRI 3 BATURAJA Yaitu suatu
lembaga pendidikan yang berlokasi di Jalan Dr Moh Hatta No. 260 Sukaraya
Kecamatan Baturaja Timur.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1.
Pembelajaran
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”. (Online) http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri pembelajaran / dikutip kamis. 3 mei 2012, 12.34
Seperti yang di ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain (2010:1) bahwa “ Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang
bernilai edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif mewarnai interaksi yang
terjadi antara guru dengan anak didik ”.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang di lakukan oleh guru ketika akan memulai
tindakan. Menurut Ahmad
Rohani HM (2010:85) bahwa:
Desain pengajaran adalah suatu pemikiran
atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan
menerapkan prinsip-prinsip pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran; perencanaan itu
sendiri, pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran
yang telah ditentukan.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan
belajar mengajar yang guru mengajar di suatu pihak dan siswa belajar di lain
pihak. Diantara keduanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi.
c.
Evaluasi
Evaluasi pembelajaraan merupakan tahap yang
menggambarkan seberapa besar persentase keberhasilan proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan dengan melihat seberapa besar meningkatnya pengetahuan dan
hasil belajar siswa. Menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:106-107) Untuk mengukur dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi
belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat di
golongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut :
1)
Tes formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau
beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2)
Tes subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang
telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa.
Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3)
Tes sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,
satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau
taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil
dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat
(ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
2.
Modul
(Online)http://aliranim.blogspot.com/2011/02/pengertian-modul-dalam-media.html (dikutip) kamis 3 mei 2012, 12.37 Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional.
Berbicara mengenai Modul menurut B. Suryosubroto (1983:17) Modul adalah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terperinci menggariskan :
1.
Tujuan instruksional yang akan
di capai
2.
Topik yang akan dijadikan
pangkal proses belajar-mengajar.
3.
Pokok-pokok materi yang akan
dipelajari.
4.
Kedudukan dan fungsi modul
dalam kesatuan program yang lebih luas.
5.
Peranan guru dalam proses
belajar mengajar.
6.
Alat-alat dan sumber yang akan
dipergunakan.
7.
Kegiatan-kegiatan belajar yang
harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan.
8.
Lembaran kerja yang harus di isi olah anak.
9.
Program evaluasi yang akan dilaksanakan.
Masih menurut
Suryosubroto (1983:43) ”Modul merupakan satuan pelajaran yang berisikan tujuan yang harus
dicapai, petunjuk kegiatan yang harus dilakukan, materi dan alat-alat yang
dibutuhkan serta alat penilaian untuk mengukur keberhasilan”.
3.
Aplikasi yang di pakai Microsoft Word 2007
Nana Suarna (2010:1) “Microsoft
Word 2007, merupakan salah satu yang termasuk dalam Microsoft office 2007. Microsoft
Word 2007 di gunakan untukmengolah kata atau dokumen (word processor)”.
4.
Mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan
(Online)http://azisgr.blogspot.com/2010/05/pendidikankewarganegaraan-pkn.html
(dikutip) kamis 3 mei 2012 12.05
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship)
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam
dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi
warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004).
Bagus Suparjiyono dan Lisa
Andriati(2010:1) “Pendidikan kewarganegaraan adalah sadar untuk menyiapkan
peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk
berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia”
B.
Kajian Pustaka
(Online) http://images.sucikorafi.multipy.multiplycontent.com (dikutip) kamis 3 mei 2012, 14.20
Berdasarkan pengolahan data hasil belajar IPA siswa
dengan menggunakan pembelajaran modul (pada kelas eksperimen) dan pembelajaran
konvensional (pada kelas kontrol) diperoleh hasil seperti tertera pada lampiran
XIII halaman 142.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Data tes Akhir
Kelas
|
N
|
|
S2
|
S
|
Xmaks
|
Xmin
|
Jumlah Tuntas
Individu
|
Persentase
Ketuntasan Klasikal
|
Eksperimen
Kontrol
|
48
48
|
72,28
61,32
|
176.75
223.58
|
13.29
14.95
|
93,24
89,91
|
33,3
26,64
|
38
23
|
79,16 %
47,91 %
|
1.
Data Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen
Data hasil belajar IPA siswa kelas VII1 MTsN
Pauh Kambar diperoleh melalui tes akhir. Data tersebut merupakan nilai
kemampuan siswa yang diperoleh melalui tes objektif setelah dilakukan proses
pembelajaran menggunakan modul selama mengikuti mata pelajaran IPA.
Pembelajaran menggunakan modul ini merupakan suatu pembelajaran yang
dieksperimenkan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana pengaruhnya dalam
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Adapun
jumlah siswa kelas VII1 MTsN Pauh Kambar yang menjadi sampel pada
kelas eksperimen sebanyak 48 orang.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rentang nilai
pada kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 93,24 dan nilai terendah 33,3.
Dengan rata-rata nilai pada kelas eksperimen 72,28, variansi hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen adalah 176.75, dan dengan standar deviasi 13.36.
Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 38 orang dan siswa yang tidak tuntas
belajar sebanyak 10 orang, sehingga persentase ketuntasan siswa pada kelas
eksperimen adalah 79,16 %. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas eksperimen
lebih baik setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran modul.
C. Kerangka Konseptual
1.
Kerangka Konseptual Penelitian
Bagan 1. Kerangka
Konseptual Penelitian
2.Kerangka Konseptual
Produk
Bagan 2. Kerangka Konseptual Produk
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian
merupakan tempat dimana berlangsungnya penelitian. Lokasi penelitian ini
dilakukan di SMA PGRI BATURAJA yang berlokasi di jalan Dr Moh Hatta No. 260 Sukaraya
Kecamatan Baturaja Timur.
B. Metode Penelitian dan
Alasannya
Metode
penelitian yang dipakai yaitu metode penelitian dan pengembangan ( Research and Development ). Penelitian
ini dilakukan dengan maksud untuk membuat suatu program media pendidikan dengan
menggunakan media modul pembelajaran, dengan harapan agar bisa dijadikan
sebagai pendukung dalam proses belajar mengajar agar bisa meningkatkan mutu
pendidikan. Menurut pedoman
penelitian pengembangan Teknologi Pendidikan FKIP UNBARA (2010:2) “Metode
penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut”.
Metode penelitian dan pengembangan ini sangat baik digunakan oleh peneliti,
sebab penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menghasilkan produk berupa
media pembelajaran serta mengembangkannya melalui beberapa tahap pengujian.
C. Model Pengembangan
Penelitian ini
menggunakan model prosedural. Seperti menurut pedoman penelitian
pengembangan Teknologi Pendidikan FKIP UNBARA (2010:16) “Model Prosedural
adalah model yang bersifat deskriptif, menggariskan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan produk”.
D. Prosedur Pengembangan
Dalam penelitian ini prosedur
pengembangan yang dilakukan yaitu :
Bagan 3. Prosedur Pengembanagan
E. Uji Coba Produk
1.
Desain Uji Coba Produk
Produk Awal
Dosen Pembimbing Tahap I/Validasi Desain Ahli Media
Revisi Tahap I
Tahap II
Uji Coba Skala Kecil
Tahap
III Uji Coba
Skala Besar
Analisis
Data Penelitian
Revisi III
Produk Ahir
Bagan 4. Uji Coba Produk
a.
Produk awal adalah produk yang
di buat penelitian melalui prosedur pengembangan.
b.
Tahap I adalah validasi oleh
subjek perorangan (dosen pembimbing dan ahli
media), pada tahap ini menggunakan
cara deskriptif, menghasilkan data deskriptif, dianalisis, dan hasilnya dipakai
untuk revisi produk.
c.
Tahap II adalah uji coba skala
kecil yaitu uji coba lapangan dalam skala yang kecil.
d.
Tahap III adalah uji coba skala
besar yaitu uji coba lapangan dengan menggunakan desain eksperimental kelompok
kontrol dan kelompok eskperimen, untuk mengungkapkan efektivitas,efisiensi,
dan/atau daya tarik produk.
2. Subjek dan Objek Coba
a. Pada tahap I/validasi desain, subjeknya
adalah dosen pembimbing dan ahli media yang dalam penelitian ini adalah dosen
program studi teknologi pendidikan yang ahli dengan Modul pembelajaran
.
b. Pada tahap II, subjeknya adalah beberapa siswa kelas XI SMA PGRI 3 BATURAJA.
c. Pada tahap III, produk diuji
cobakan pada objek utama yaitu kelas kontrol (kelas XI.IPA 1) dan Kelas eksperimen (XI.IPA 2)
3. jenis data
Data yang diperoleh terdiri dari dua
hal yaitu:
a.
Data tentang proses
pengembangan produk yang sesuai dengan prosedur pengembangan yang di tempuh.
b.
Data tentang tingkatan
kelayakan atau kualitas produk.
4. instrumen Pengumpulan data
a.
instrumen tingkatan kelayakan
produk dengan kriteria kualitas produk, yang dikembangan peneliti secara spesifik sesuai untuk produk yang di
hasilkan yaitu media modul pembelajaran PKn
Kelas XI.
b.
Instrumen untuk mengukur
efektivitas pengunaan produk yang dihasilkan melalui Test Ulangan Harian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah berupa kuesioner (Angket ) dan dokumentasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar